Dimensi Keilmuan Al-Quran

11th Century North African Qur’ān in the Briti...Image via Wikipedia


Terdapat lebih dari 10 % ayat-ayat Al-Quran merupakan rujukan-rujukan kepada fenomena alam. Sehingga termasuk kepentingan yang mendasar untuk menyingkap ayat-ayat keilmuan tersebut, dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya. Mengenai hal di atas terdapat dua pandangan berbeda di kalangan ulama :

Pandangan pertama mengatakan bahwa Al-Quran mencakup seluruh bentuk pengetahuan dan dengan demikian ia mencakup unsur-unsur dasar seluruh ilmu kealaman. Padangan ini diikuti oleh Al-Gazali, - seperti dalam buku-bukunya Ihya Ulumudin, Jawahir Al-Quran - , As-Suyuti - dalam bukunya Al-Ithqan fi Ulumul Quran - , Abd Rahman Al-Kawakibi, Abd Razak Naufal, dll. termasuk yang terkenal belakangan Maurice Bucaile. Beberapa ayat yang digunakan untuk mendukung pendapat ini misalkan :

Kami tidak melalaikan sesuatu pun di dalam Kitab ini ..... (6:38)

.... dan telah Kami wahukan Kitab (Al-Quran) kepadamu untuk menerangkan segala-sesuatu dengan jelas .... (16:89)

Hadis Rasul :
Rasulullah berkata, " Akan terjadi kejahatan-kejahatan ". Beliau ditanya, " Apa yang menyelamatkan kita darinya ?" Beliau menjawab, " Kitab Allah, di dalamnya terdapat berita-berita tentang apa yang terjadi sebelum kalian dan yang terjadi setelah kalian "

Pandangan kedua, Al-Quran adalah kitab petunjuk, karena itu membicarakan ilmu kealaman adalah bukan tujuannya. Pintu-pintu ilmu adalah akal dan ekperimentasi, bukan hadis dan Al-Quran. Teori-teori ilmu berubah, sehingga tidak benar menafsirkan Al-Quran menurut teori-toeri yang berubah. Dan lain-lain alasan. Ayat-ayat di atas, menurut pandangan ini adalah berkenaan dengan ibadah. Pendapat ini diikuti oleh Asy-Syatibi, Muhammad Abduh dll.

Pendapat Dr. Mahdi Ghulsyani

Al-Quran memang merupakan Kitab petunjuk bagi manusia, dan mencakup apa saja yang diperlukan manusia dalam wilayah iman dan amal. Al-Quran bukan merupakan ensiklopedi sains, dan mencocok-cocokkannya dengan teori-teori sains yng berubah tidaklah tepat. Tetapi, hal yang juga tidak bisa dipungkiri bahwa Al-Quran memberi rujukan-rujukan terhadap sebagian fenomena alam. Hal ini bukan untuk mengajarkan sains, tetapi harus digunakan sebagai bantuan dalam menarik perhatian orang kepada keagungan Allah dan dengan begitu membawanya dekat kepada-Nya.

Kemajuan sains juga membawa membawa kemudahan dalam memahami berbagai ayat-ayat kealaman, misalnya :

Tidakkah mereka orang-orang kafir itu melihat bahwa langit dan bumi keduanya dulu merupakan sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan keduanya, dan dari air kami jadikan segala-sesuatu yang hidup (21:30)

merujuk kepada evolusi jagad raya dan peranan air dalam kehidupan.

Pendapat ini sesuai dengan Al-Maraghi :

"Bukan maksud saya untuk mengatakan bahwa Kitab Suci ini mencakup secara rinci atau ringkas, seluruh sains dalam gaya buku teks, tetapi saya ingin mengatakan bahwa Al_Quran mengandung prinsip-prinsip umum dalam artian seseorang dapat menurunkan seluruh pengetahuan tentang fisik dan spiritual manusia yang ingin diketahuinya dengan bantuan prinsip-prinsip tersebut. ......"

"Adalah penting untuk tidak memperluas makna ayat sejauh itu, aar kita dapat menafsirkannya dalam sorotan sains. Juga seseorang tidak boleh melebih-lebihkan penafsiran fakta-fakta ilmiah sehingga cocok denga Al-Quran. Bagaimana pun, jika makna lahiriah ayat itu konsisten dengan sebuah fakta ilmiah yang mantap, kita dapat menafsirkannya denga bantuan fakta itu. "

Pesan Al-Quran bagi Ilmuwan Muslim

Dalam Al-Quran terdapat lebih dari 750 ayat membahas berbagai fenomena alam. Ayat-ayat ini melibatkan sebuah pesan penting bagi para ilmuwan Muslim.

1. Dianjurkan untuk mengkaji seluruh aspek alam dan menemukan misteri-misteri penciptaan.

" Dan pada penciptaan kalian dan pada binatang0binatang melata itu terdapat ayat-ayat bagi kaum yang meyakininya (45 :5)

Tetapi mengkaji ayat-ayat keilmuan dalam Al-Quran harus mendorong kaum Muslim untuk mengejar sains dan tidak hanya terpaku pada petunjuk-petunjuk yang ada.

2. Ayat-ayat itu menegaskan bahwa segala sesuatu di dunia itu teratur dan bertujuan. Dan tidak ada cacat.

"... Dan Dia ciptakan segala sesuatu, kemudian Dia mengaturnya dengan sangat tepat."(25:2)

3. Al-Quran menyuruh kita mengenali hukum-hukum alam ( pola-pola Allah di alam semesta) dan mengeksploitasinya untuk kesejahteraan manusia denga tidak melampaui batas-batas syariah.

" .... Allah telah meninggikan langit dan menyeimbangkannya. janganlah kalian menyalahi keseimbangan (55:5-8)

Eksploitas material harus menggiring kita pada kemajuan spiritual dan bukan menghancurkannya.

4. Sains adalah perwujudan berbeda dari satu dunia yang diciptakan dan yang dikelola oleh satu Tuhan. Karena itu kombinasi ilmu-ilmu tersebut harus menggiring kita kepada gambaran tunggal dunia.

5. Al-Quran dan hubungannya dengan sains, adalah keunikan pandangan dunia dan epistemologinya. Kebanyakan kesalahan yang terjadi pada perkembangan sains memiliki akar pada pandangan materialistik yang menyertai sains modern. Al-Quran memperingatkan kita pada perangkap-perangkap ini dan memberitahukan rintangan-rintangan terhadap pengetahuan alam yang benar kepada kita.

Ringkasnya, Pelajaran penting dari ayat-ayat keilmuan Al-Quran :

1. Priorotas harus diberikan pada manusia pada penemuan alam dengan menggunakan indera dan akal.

2. Al-Quran memberi kita pandangan-dunia (world-view) yang benar.


(Diringkasi dari Dr. Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains menurut Al-Quran,
oleh Warsono)



Reblog this post [with Zemanta]

Postingan terkait: