Manusia dan Islam - Masjid Nabawi Masjid Nabi

Manusia dan Islam - Masjid Nabawi Masjid Nabi



Sejarah Masjid Nabawi
 
Waktu Rasulullah SAW masuk Madinah, kaum Ansar mengalu-alukan beliau serta menawarkan rumah untuk beristirahat. Namun Rasulullah SAW menjawab dengan bijaksana:"Biarkanlah unta ini jalan, karena ia diperintah Allah".

Setelah sampai di hadapan rumah Abu Ayyub Al Ansari, unta tersebut berhenti, kemudian dipersilahkan oleh Abu Ayyub Al Ansari tinggal di rumahnya.

Setelah beberapa bulan di rumah Abu Ayyub Al Ansari, Nabi mendirikan masjid di atas sebidang tanah yang sebagian milik As'ad bin Zurrah diserahkan sebagai wakaf. Sebagian lagi milik anak yatim Sahal dan Suhail anak Amir Bin Amarah di bawah asuhan Mu'adz bin Atrah.

Waktu membangun Masjid, Nabi meletakkan batu pertama selanjutnya kedua, ketiga, keempat dan kelima masing-masing oleh Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Kemudian dikerjakan dengan gotong royong sampai selesai.


Pagarnya dari batu tanah (setinggi +/- 2m). Tiang-tiangnya dari batang kurma, atap dari pelepah daun kurma, halaman ditutup dengan batu-batu kecil. kiblat menghadap Baitul Maqdis, karena pada waktu itu perintah Allah untuk menghadap Ka'bah belum turun.

Pintunya tiga buah yaitu pintu kanan, pintu kiri dan pintu belakang. Panjang masjid 70 hasta, lebar 60 hasta. Dengan demikian masjid itu sederhana sekali tanpa hiasan, tanpa tikar dan untuk penerangan waktu malam hari digunakan pelepah kurma yang kering dan dibakar.

Masjid tersebut dibuat tahun ke 1 Hijrah. Di sebelah timur masjid dibangun tempat kediaman Nabi dan keluarganya yang kemudian jadi tempat pemakamannya.


Terbesar di Dunia
 
Masjid Nabawi terus diperluas oleh sahabat dan penerus beliau berturut-turut sebagai berikut :


  • Khalifah Umar bin Khattab
  • Khalifah Usman bin Affan
  • Khalifah Walid bin Mahdi
  • Asyraf Al Qoit Bey
  • Sultan Abdul Majid Al Usman
  • Raja Abdul Aziz
Pada bulan Safar 1405 H atau November 1984 M, Raja Fahd yang bergelar "Pelayan Dua Tanah Haram" meletakan batu pertama projek perluasan Masjid Nabawi yang paling signifikan dan termegah sepanjang sejarah.

Setelah tertunda satu tahun, akhirnya pada bulan Muharam 1406 H atau Oktober 1985, bermulalah projek besar ini dengan penggurusan pertama meliputi 100.000 meter persegi berupa bangunan hotel-hotel bertingkat, pasar atau komplek pertokoan. Kemudian di atas tanah tersebut dibangunlah suatu bangunan Masjid baru seluas 82.000 meter persegi yang mengitari dan menyatu dengan bangunan Masjid yang sudah ada.

Dengan tambahan bangunan baru ini, luas lantai dasar Masjid Nabawi kira-kira 98.000 meter persegi yang dapat menampung 167.000 jamaah. Sedangkan lantai atas digunakan untuk solat seluas 67.000 meter persegi dapat menampung sebanyak 90.000 jamaah.

Satu Juta Jemaah


 
Apabila halaman Masjid dipenuhi jama'ah solat, maka masjid Nabawi dan halamannya dapat menampung 650.000 jama'ah pada musim biasa (low season) dan lebih 1.000.000 jama'ah pada musim haji atau bulan Ramadhan (high season). Halamannya pada saat ini sebanding dengan kota Madinah ketika kehadiran pertama Rasullah.







Kubah Masjid


 
Untuk pengaturan udara dalam bangunan yang sedemikian besar dan luas, dibuatlah 27 ruang terbuka dengan ukuran masing-masing 18x18 m. Sebagai atap dibuat kubah yang dapat dibuka dan ditutup secara elektronik dan dapat juga secara manual. Setiap kubah memiliki berat 80 ton terbuat dari kerangka baja dan beton yang dilapis kayu pilihan dengan hiasan "relief" bertahtakan batu mulia sejenis phirus yang sangat indah, sedangkan bagian luar atasnya dilapis dengan keramik tahan panas.








Penghawa Dingin Raksasa
 
Untuk menyejukkan Masjid, dibangunlah satu unit penghawa dingin sentral raksasa di atas tanah seluas 70.000 meter persegi yang terletak 7 km sebelah barat Masjid. Hawa dingin yang dihasilkan sistem itu dialirkan melalui pipa bawah tanah dan distribusikan ke setiap penjuru Masjid melalui bagian bawah setiap pilar yang berjumlah 2.104 buah.

Jumlah pilar pengalir udara sejuk yang fantastik tersebut merupakan ciri khas Masjid Nabawi, karena pengaturan posisi yang rapi dan keindahannya yang tiada tara. Pilar-pilar bundar dan tegar ini dibuat dari beton bergaris tengah 64 cm, kemudian dilapisi marmar tebal berwarna putih susu. Di kakinya yang kokoh itulah dipasangi ventilasi untuk mengalirkan hawa dingin. Jarak antara satu pilar dengan yang lain adalah 6 m dan 18 m. Tinggi dari lantai dasar sampai lengkungan lantai atas 5,6 m dan pada batas lengkungan itu dipajang lampu hias yang indah dan dikurung dalam sangkat ber-ornamen lapis emas.

Menara 104 meter

 
Sebelum diperluas Masjid Nabawi hanya memiliki 4 menara, namun pada bangunan setiap pojok masjid yang megah ini telah didirikan menara-menara baru, sehingga semuanya ada enam buah. Termasuk 2 menara besar yang mengapit pintu gerbang utama "Pintu Raja Fahd bin Abdul Aziz".

Di puncak setiap menara baru yang berketinggian 104 m itu terdapat ornamen "bulan sabit" dari bahan perunggu yang dilapisi emas murni 24 karat dengan tinggi 7 m dan berat 4,5 ton. Pada ketinggian 87 meter dipasang "sinar laser" yang memancarkan cahaya ke arah Mekah sejauh 50 km, untuk menunjukkan arah kiblat dinyalakan pada saat-saat tertentu (waktu sholat). Sekarang Masjid Nabawi memiliki sepuluh menara yang sangat bagus dan mahal.


674 Lampu Kristal 


 
  Untuk memberikan keterangan dan keindahan di dalam Masjid yang lama (ruangan berpilar warna kuning kubah), dipasang 674 lampu-lampu kristal pilihan yang tidak membiaskan panas. Lampu cantik tersebut disusun dengan kerangka dari bahan kuningan berlapis emas berjumlah 674 buah, terdiri dari tiga macam ukuran.

Adapun yang besar berukuran garis tengah 342 cm dengan berat sekitar 485 kg (seperti yang terdapat di Raudah) dan yang sedang berukuran garis tengah 140 cm seberat 145 kg, dan yang kecil berukuran garis tengah 120 cm, berat 125 kg, lampu-lampu ini ditempah khusus dari itali, produk kristal terkenal Eropah.



12 Payung Raksasa
 
Pada bagian tengah Masjid Nabawi terdapat dua ruang terbuka yang setiap ruang dilengkapi enam buah payung artistik, hasil perpaduan arsitektur moden dan teknologi canggih. Dengan dana yang mencukupi maka lahirlah sebuah karya yang patut dibanggakan berupa "12 payung raksasa" peneduh panas yang dapat terbuka dan tertutup secara automatik yang diatur oleh sistem komputer.

Selain itu melalui sebahagian salurnya dipasang AC yang secara automatik pula memancarkan hawa dingin.

  Basement 73.500 meter persegi

 
Di bawah bangunan baru terdapat basement seluas 73.500 meter persegi dan tinggi 4,5 m yang dipergunakan untuk menempatkan pusat-pusat mengawal elektronik, mekanik, sound system, serta pendingin udara.

Dalam usaha untuk keperluan darurat apabila elektrik terpadam, disiapkanlah generator yang terdiri dari 8 unit mampu menghasilkan 2,5 MW mampu untuk menerangi di seluruh bangunan Masjid dan halaman sekitarnya.

Parkir 4.500 Kenderaan

 
Luas halaman Masjid Nabawi yang dipersiapkan untuk dapat digunakan sebagai kawasan solat di Masjid Nabawi adalah 206.000 meter persegi yang diperkirakan dapat menampung 400.000 jama'ah.

Halaman ini berlantai granit dan marmar putih yang direka sedemikian rupa sehingga menampakkan bentuk seni arsitektur islam. Di bawah lantai ini terdapat konstruksi raksasa, terdiri dari dua lantai bawah tanah untuk parkir seluas 292.000 meter persegi yang dapat menampung 4.500 kenderaan.

Juga terdapat beberapa fasaliti lainnya, seperti tandas sebanyak 2.500 unit, tempat wuduk 6.800 pancuran dan tempat air minum sejuk bertaburan di 560 lokasi. Untuk masuk atau keluar dari kawasan bawah tanah ini, disediakan kawasan pejalan kaki dengan tiga sistem : tangga biasa, tangga jalan dan lift.

Adapun untuk kendaraan disediakan 6 pintu yang  bertemu dengan jalan-jalan raya utama sekeliling Masjid yang berakses terus ke seluruh penjuru kota Madinah.

Postingan terkait: