Memelihara & Menjauhkan Diri dari Kehinaan
Usaha Memelihara & Menjauhkan Diri dari Kehinaan
Usaha memelihara dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak halal,
makruh dan tercela. Hal ini disebut Iffah. Hal-hal yang dapat
menumbuhkan iffah antara lain:
1- Iman dan Taqwa.
Inilah asas yang paling fundamental di dalam memelihara diri dari segala
hal yang tercela. Jiwa yang terpateri oleh iman dan taqwa merupakan
modal yang paling utama untuk membentengi diri dari hal-hal yang dibenci
oleh Allah dan RasulNya. Allah memberikan jaminan kepada orang-orang
yang amal solehnya didasari oleh iman dengan kehidupan yang baik.
"Barang siapa mengerjakan amal soleh, baik laki-laki maupun perempuan,
sedangkan dia orang beriman, maka sesungguhnya kami akan berikan
kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan"
(An Nahl: 97) .
Lalu terhadap orang beriman yang taqwa Allah memberikan Al Furqan, iaitu
petunjuk yang dapat membezakan antara Al Haq dengan Al Batil.
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya
Dia akan memberikan kepadamu Al Furqan dan menghapuskan segala
kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu."
(Al Anfal: 29)
Dan manakala iman dan taqwa dalam jiwa seorang muslim telah rapuh, maka
itulah pertanda mudahnya dirinya terjebak dalam kesesatan dan perbuatan
tercela. Maka memelihara dan memupuk iman ini merupakan kewajiban yang
harus mendapatkan prioriti/keutamaan.
2- Nikah
Inilah salah satu jalan yang jelas menuju kesucian diri. Bahkan nikah
adalah saranan yang paling baik dan paling afdhal untuk menanamkan sikap
iffah pada diri seorang muslim. Nikah adalah sesuatu yang fitrah pada
diri seorang muslim, di mana padanya Allah menjadikan rasa cinta serta
kasih sayang dan kedamaian.
"Dan di antara kekuasaanNya adalah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara kamu rasa cinta
dan kasih sayang." (Ar Rum: 21).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
"Hai para pemuda, Barang siapa di antara kamu yang telah mampu untuk
menikah, maka hendaklah ia menikah, karena hal itu lebih (dapat)
menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan, dan barang siapa
yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena itu dapat
mengubatinya." (Muttafaq Alaih)
Ayat dan hadith-hadith tadi merupakan Nas-Nas yang jelas mendorong untuk
nikah, di mana ketenteraman hati, cinta dan kasih sayang dapat
dinikmati oleh setiap muslim. Dan yang lebih utama lagi adalah bahawa
nikah merupakan satu saranan yang dapat memelihara pandangan dan
kehormatan diri setiap muslim.
3-Rasa Malu
Malu adalah akhlak indah dan terpuji. Malu adalah sifat yang sempurna
dan perhiasan yang anggun. Terlebih indah jika malu ini menghiasi
seorang muslimah. Sifat malu selalu tumbuh dalam sikap yang baik dan
memadamkan keinginan untuk berbuat tercela. Allah telah mentakdirkan
sifat malu ini hanya ada pada manusia untuk membezakannya dengan haiwan.
Malu adalah potret peribadi yang agung dan terpuji.
Tentang keutamaan malu ini Rasulullah Shallalhu Alaihi wa Sallam bersabda:
"Malu dan iman adalah bersaudara, maka jika salah satu dari keduanya itu
dicabut, tercabut pulalah yang lainnya." (HR. Al Hakim, shohih)
"Sesungguhnya setiap agama itu mempunyai akhlak, dan akhlak Islam adalah rasa malu." (HR. Malik, Ibnu Majah, Al Hakim, shohih)
Wassalam.